kabardosen.com “Indonesia hari ini menghadapi tantangan yang tidak ringan, beragam tantangan seperti Kemiskinan meningkat, kesulitan lapangan pekerjaan, Utang pemerintah meningkat, Jumlah penduduk terus bertambah, Pendapatan rumah tangga menurun Kualitas demokrasi yang menurun, Kualitas layanan kesehatan yang belum memadai, Inflasi dan ancaman resesi global, Permasalahan Fintech Indonesia, Perlindungan konsumen, perlindungan data, literasi dan inklusi, pengawasan Reformasi birokrasi belum sepenuhnya tunta” demikian diungkap oleh Kamrussamad, Ph.D selaku Keynote Speaker dalam Seminar Nasional dan Call for Paper Batch 3 yang digelar Amal Insani Foundation, Senin (27/05/2024).
Ditambahkan oleh Kamrussamad, “Ekonomi Indonesia berhasil tumbuh di angka 5,05% pada tahun 2023 dan 5,11% pada Q1-2024, kemudian PDB Indonesia masih ditopang oleh Konsumsi Rumah Tangga dengan kontribusi sebesar 54,93 persen dengan pertumbuhan 4.91% pada Q1- 2024 dan Nilai inflasi terjaga di angka 3% pada bulan April 2024 dan nilai tukar rupiah terhadap dollar saat ini masih di angka Rp16.104,12”
Seminar Nasional Batch 3 menghadirkan narasumber lain, Dr. Ir. H. John Chaidir, MM., M.AP., M.Ikom., M.Pd selaku Direktur Pascasarjana Universitas Primagraha, dan Prof. Dr. Ir. Eka Sari, MT., IPM., Asean. Eng yang merupakan Guru Besar Teknik Kimia di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten. Seminar Nasional dipandu oleh Moderator Fahmie Firmansyah yang merupakan Dosen Universitas Mangku Wiyata.
Achmad Rozi El Eroy selaku CEO Amal Insani Foundation mengatakan bahwa kegiatan seminar nasional ini merupakan kegiatan tahunan yang sudah ketiga kalinya dilaksanakan oleh Amal Insani Foundation.
“Seminar Nasional Batch 3 ini kami rangkai dengan acara Call for Paper, yaitu penyempaian presentasi hasil pemikiran atau penelitian dari dosen, mahasiswa atau praktisi peneliti” ujar CEO Amal Insani Foundation.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi sebuah wadah aktualisasi bagi mahasiswa, dosen maupun peneliti dalam mempublikasikan karya ilmiah yang telah dihasilkan.” Rozi menambahkan.
Kamrussamad yang menyampaikan materi tentang Strategi Membangun Ekosistem Ekonomi Kreatif Di Kalangan Generasi Z mengatakan, bahwa Gen Z memiliki potensi yang sangat positif, yaitu; sebagai Digital Native, yaitu Terampil menggunakan teknologi digital untuk menciptakan dan memasarkan produk ekonomi kreatif; kedua potensi Multi-Tasking & Adaptif, yaitu GEN-Z cenderung memiliki kemampuan multi-tasking dan adaptif terhadap perubahan; ketiga, potensi Kreatif & Inovatif, yaitu Mampu menciptakan ide-ide baru yang segar; dan keempat potensi Social Media, yaitu Kemampuan membangun komunitas melalui platform social media.
“Gen Z juga memiliki peran dalam meningkatkan Ekonomi Kreatif, yaitu Sebagai Konsumen dengan cara Menggalakkan kampanye bangga buatan Indonesia. Cara lain yang dapat dilakukan adalah Dengan cara memasukan produk Dalam negeri dalam list belanja; mengajak keluarga dan sahabat berbelanja produk lokal; promosikan di akun media sosial; bergabung dengan komunitas dan gunakan produk dalam negeri untuk kebutuhan sehari-hari” ungkap Kamrussamad, yang juga masih tercatat sebagai Anggota DPR RI Komisi XI.
Ditambahkan oleh Founder KAHMI Prenuer, Gen Z juga dapat berperan sebagai Sebagai Pelaku Usaha, yaitu selalu beradaptasi terhadap perubahan, zaman Sudah berubah menjadi zaman digital, adaptasi perlu disesuaikan terhadap perubahan. Selain itu, Berinovasi, merubah tantangan menjadi peluang,
menjawab tantangan masa kini dengan solusi inovatif dengan tujuan memberikan manfaat yang sebesar besarnya. Dan terakhir, Gen Z juga dapat Perluas jaringan, perluas pasar, jadilah pemenang di negeri sendiri. (red)